Tahukah anda

Beginilah jika bumi dibandingkan dengan planet-planet lain dan matahari. Maka pantaslah manusia yang kecil dan lemah berlaku sombong dan meremehkan orang?
Allah swt. Berfirman dalam hadits qudsi, "Kesombongan adalah selendangKu dan keagungan adalah sarungKu. Oleh karena itu, barang siapa mengambilnya dariKu (berperilaku dengan) salah satu dari keduanya, maka Aku akan mencampakkannya ke neraka" (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah ra).

Sobat tentu pernah mengalami yang namanya sariawan bukan. Meski, sepele rasa sakit yang ditimbulkan cukup mengganggu aktivitas kita.
Nah, apa itu sariawan. Sariawan adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut, yang ditandai dengan adanya bercak luka berwarna putih pada dinding mulut atau di bibir kita. Jadi, siapapun yang menderita akan sangat terikra karena mulut dan bibir tak bisa bebas bergerak. Jika terjadi gesekan, mulut terasa perih dan sakitnya minta ampun.
Sobat jangan sekali-kali meremehkan yang namanya sariawan. Para ahli kesehatan gigi mengatakan jika dalam waktu satu bukan sariawan tidak sembuh, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Bisa jadi, sariawan yang tidak kunjung sembuh itu awal dari penyakit yang lebih serius, seperti kanker mulut.

Ada beberapa penyebab sariawan:
1. Luka. Bibir atau mulut bisa terluka misalnya karena tergigit atau terjatuh. Jika luka di seputar mulut tidak segera diobati, akan menyebabkan infeksi dalam bentuk sariawan.
2. Terbakar. Malam dan minuman panas bisa menyebabkan selaput bibir dan lidah terbakar. Luka bakar pun mudah menjadi sariawan.
3. Daya tahan tubuh menurun. Kekurangan vitamin C, B2, B5 dan asam folat membuat badan mudah terserang infeksi, terutama luka pada mulut. Dinding-dinding kapiler darah menjadi lemah sehingga mempercepat pendarahan pada gusi, bibir, dan dinding mulut.
4. Gangguan pencernaan. Jika terjadi gangguan pada sistem saluran pencernaan secara tidak langsung akan mempengaruhi penyerapan gizi. Tubuh kekurangan vitamin, Maka daya tahan tubuh menurun.
5. Kurang menjaga kebersihan mulut dan gigi. Di dalam mulut terdapat jamur kandida. Jika kekebalan tubuh menurun, jamur ini menginfeksi mulut sehingga tumbuh sariawan. Gigi yang kurang terawat menimbulkan karang gigi. Karang gigi yang kotor adalah sarang kuman penyebab sariawan. Oleh karena itu ikatan dokter gigi indonesia menyarankan untuk sikat gigi dua kali sehari yaitu pagi hari dan sebelum tidur.
6. Kesalahan menggosok gigi. Menggosok gigi lebih dari dua kali sehari bisa merusak email gigi. Apalagi jika menggosoknya serampangan dan tak hati-hati, hal itu akan menyebabkan luka di gusi.
7. Salah pasta gigi. Ada pasta gigi yang mengandung sodium laury sulfate (SLS). SLS dapat mengakibatkan sariawan karena zat ini digunakan untuk pembersih lantai, sabun cuci tangan, dan shampo. SLS adalah salah satu jenis detergen. Pilihlah pasta gigi tanpa adanya kandungan tersebut. Dan pilihlah pasta gigi yang berfloraide.
8. Stress. Stress dapat menggangu sistem pencernaan sehingga muncul sariawan. Ada pula kebiasaan orang, jika stress menggigit bibir. Luka di daerah mulut mudah membuat sariawan.
9. Alergi. Alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu dapat menimbulkan sariawan.
10. Merokok. Sebatang pokok dapat merusak vitamin C yang ada di dalam tubuh sebanyak 100 mg. Padahal, tubuh kita membutuhkan vitamin C sebanyak 60 mg setiap hari. Jumlah vitamin C yang dirusak lebih banyak dibandingkan dengan vitamin yang dibutuhkan tubuh, maka seseorang perokok mudah terkena sariawan.

Nah sobat, perhatikan perilaku kita sekecil apapun agar terhindar dari sariawan. Dan segeralah membiasakan diri dengan pola hidup sehat. Semoga bermanfaat. (mey.s)

Tak dapat dipungkiri, bila televisi telah jadi salah satu kebutuhan masyarakat. Baik kebutuhan hiburan, maupun gaya hidup. Beragam tontonang yang disajikan di layar kaca telah banyak memberi inspirasi dalam berbagai aspek yang dibutuhkan pemirsanya. Dan secara tak disadari masuknya berbagai tayangan ke dalam ruang keluarga merupakan bentuk sosialisasi. Ketika sebuah tayangan menghadirkan tayangan kekerasan, yang kadang kekerasan tersebut bisa muncul secara fisik maupun verbal. Bahkan tak jarang tontonan yang hadir dapat mengakibatkan proses penumpulan sebagian pemirsanya. Selain itu juga banyak juga yang tidak mencerminkan bangsa kita dan banyak juga tayangan televisi yang hanya mementingkan rating tanpa memikirkan isinya apakah itu baik atau tidak, meskipun hal itu sudah lulus sensor.
Semakin banyaknya sinetron. Yang jika kita cermati secara mendalam banyak yang bersifat fitnah, menghasut, menyesatkan, dan menebar kebohongan. Dan kalaupun tayangan itu bisa bertahan, itu semata-mata berdasarkan rating. Ditambah lagi kondisi masyarakat kita yang sebagian besar belum memiliki tradisi membaca, sehingga menjadikan media televisi sebagai teman pengisi waktu luang. Mereka beranggapan bila televisi telah mampu memenuhi semua kebutuhan media yang termasuk di dalamnya memperoleh informasi disertai interpretasi realitasnya. Ironisnya lagi, televisi seringkali lebih dipercaya daripada relasi sosial yang lebih konkret.
Beberapa contoh adegan dalam sinetron. Ada sebuah sinetron yang mengisahkan seorang ibu kaya raya, berpendidikan tinggi, dengan entengnya meminta pada anaknya yang dokter dan telah beristri untuk melakukan lazim kontrak semata-masa hanya gogo segera memiliki atau kandung. Atau, siswa SD yang berani meledek gurunya didepan kelas. Siswi SMP yang menyiramkan api raksa ke wajah temannya. Bahkan banyak adegan siswa SMA yang tidak layak dipertontonkan di layar kaca.
Adeqan-adegan tersebut menunjukkan, bila tayangan-tayangan sinetron cenderung tidak realistis, mengada-ada, hipereality, dan sulit diterima nalar. Hal ini tak hanya terdapat pada tayangan yang bersifat mistis, tetapi juga nonmistis. Bahkan dalam tayangan mistis, seringkali mengeksplorasi dunia irasional.
Melalui strategi tayangan framing, penonjolan karakter, model bercerita, dan sebagainya. Disadari atau tidak media televisi berkontribusi besar dalam pembentukan pola pikir.
Bentuk tayangan apapun, entah itu infotainment atau berbagai tema sinetron. Apabila memiliki intensitas tinggi dalam penayangannya, niscaya akan mempengaruhi kondisi sosial budaya masyarakat.
Bagaimanapun, tayangan yang memiliki rating tinggi. Secara tak disadari merupakan refleksi kebudayaan suatu masyarakat, sehingga dapat dianaloglan apa yang terjadi di layar kaca, menggambarkan frame of reference sebuah masyarakat bahkan bangsa, barangkali. (mey.s)

Copyright 2010 Candra blog
candra Free Premium Blogger™ template by candra budi s